Lamanya waktu kerja berlebih dapat meningkatkan human error atau kesalahan kerja karena kelelahan yang meningkat dan jam tidur yang berkurang. Kelelahan kerja didefinisikan sebagai suatu kondisi yang timbul pada setiap individu yang telah tidak sanggup lagi untuk melakukan aktivitasnya.rnHasil survei awal penelitian melalui observasi di lapangan dengan cara wawancara kepada pekerja, diperoleh 15 dari 25 pekerja (60%) mengalami keluhan pegal-pegal diseluruh tubuh, merasa sudah lelah sebelum bekerja, merasa ngantuk dan sering terjadi miss communication antara supervisor dan pekerja. rnPenelitian ini menggunakan metode analitik observasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 65 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sesuai kriteria usia antara 20 – 49 tahun, jenis kelamin laki – laki, kondisi kesehatan baik, dan status gizi normal. Sehingga didapatkan jumlah responden sebanyak 49 pekerja. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square dengan p = < 0,05.rnHasil analisis univariat menunjukan pekerja yang melakukan aktivitas lembur > 8 jam 36 pekerja (73,5%) dan < 8 jam 13 pekerja (26,5%). Pekerja yang mengalami kelelahan 29 pekerja (59,2%), tidak mengalami kelelahan atau normal 20 pekerja (40,8%). Hasil analisa bivariat menunjukan ada pengaruh waktu kerja terhadap kelelahan pada pekerja konstruksi di PT. FABS Indonesia proyek Wellness Facility GSK Jakarta dengan p value = 0,002. Nilai Prevalence Ratio (PR) = 3,130.rn