Pendahuluan : Kebiasaan makan yang diperoleh semasa remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya. Ketidakseimbangan antara asupan yang positif (berlebihan) dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Namun remaja yang suka mengonsumsi jajanan cenderung meninggalkan makan utamanya dibanding remaja yang tidak suka mengonsumsi jajanan. Selain itu, pemilihan jenis jajanan yang dikonsumsi juga dapat mempengaruhi status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat kecukupan energi, lemak dan kontribusi makanan jajanan terhadap status gizi (IMT/U) pada siswa kelas VII di SMP Negeri 246 Jakarta Timur tahun 2017. Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel merupakan siswa kelas VIIB dan kelas VIIC, sebanyak 62 responden. Data karakteristik siswa, kebiasaan membawa bekal, uang saku yang dikumpulkan dengan kuesioner, status gizi dikonversi dari hasil pengukuran antropometri (berat badan dan tinggi badan) dengan menggunakan standar antropometri WHO. Asupan makanan dan jajanan diambil dengan recall 24 jam selama 2 kali berturut – turut, kemudian dihitung dalam bentuk kalori dan dibandingkan dengan AKG 2013. Hasil : Terdapat responden dengan status gizi gemuk sebesar 24.2%. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan asupan energi dengan status gizi (p-value 0.022), tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan asupan lemak (p-value 0.892), kontribusi asupan energi makan jajanan (p-value 0.138), kontribusi asuspan lemak makanan jajanan dengan status gizi (p-value 0.555). Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan asupan energi dengan status gizi, tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan asupan lemak, kontribusi asupan energi makan jajanan, kontribusi asuspan lemak makanan.