Pendahuluan : Seratus lima puluh ribu anak masih meninggal setiap tahun sebelum mencapai usia lima tahun. Gizi buruk, terutama pertumbuhan yang terhambat merupakan sebuah masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Faktor-faktor yang menyebabkan gizi kurang pada balita terdiri dari faktor langsung yaitu asupan makan dan faktor tidak langsung yaitu ketahanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan ketahanan pangan dan asupan makan terhadap status gizi balita usia 24-59 bulan di Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu tahun 2017. Metode dalam Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan jenis desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu balita sebanyak 94 responden. Data diperoleh melalui pengisian kuesioner yang dilakukan oleh ibu balita yang berisi data karakteristik balita dan orang tua, asupan makan balita dengan menggunakan form recall 2x24 jam dan kuesioner Radimer/Cornell untuk mengukur ketahanan pangan rumah tangga. Hasil dari uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan anatara ketahanan pangan dengan status gizi (p 0,028). Tidak ada hubungan asupan energi dengan status gizi balita (p 0,677), namun ada hubungan yang signifikan asupan protein dengan status gizi (p 0,032), dan karakteristik responden yaitu pandapatan keluarga dengan status gizi balita (p 0,015). dan dari hasil uji regresi logistik antara ketahanan pangan, asupan potein dan pendapatan keluarga menunjukkan ada hubungan yang signifikan terhadap ketiga variabel tersebut terjadi peningkatan nilai p value dan OR nya, untuk pendapatan keluarga nilai OR=4,415,ketahanan pangan memiliki nilai OR=4,650, dan asupan protein memiliki nilai OR=2,835. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Tidak tahan pangan, asupan protein kurang, dan pendapatan keluarga kurang berhubungan signifikan dengan status gizi balita.